Ceramahjum'at bikin hati jd tenang, jangan iri dg rezeki orang lain, rezeki sdh punya bagian masing masing
Ketikaseseorang melihat orang lain mendapatkan rezeki, nikmat atau pemberian yang lebih baik daripada yang didapatkannya – mungkin – ia akan merasa tersaingi, kalah dan tidak lebih baik dari orang tersebut. Dalam ajaran Islam, sifat ini disebut iri hati dan merupakan salah satu sifat tercela ( al-akhlaq al-madzmumah) yang harus dihindari.
DariAbu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”, atau beliau bersabda, “ (memakan) rumput”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 276, no. 4903). Iri dengki adalah sifat syaitan, sehingga Allah SWT melarang orang muslim saling
Kamujuga bisa menyampaikan beberapa kata sebagai teguran atau sindiran halus. Berikut ini ada beberapa contoh kata-kata sindiran halus untuk orang yang suka iri hati, dilansir berbagai sumber, Selasa (25/8). 1. "Selalu iri dan mengatakan keburukan orang lain itu tAndanya Anda pengagum rahasia orang tersebut."
AliImran: 37) “Barangsiapa yang terus menerus memohon ampun kepada (Allah) maka Allah akan membebaskannya dari segala kesulitan, menemukan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terduga.”. “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin.
Jangan Merasa Iri Terhadap Rezeki Orang Lain, Allah Itu Maha Adil, Dan Ingatlah Rezeki Tak Akan Tertukar" Janganlah hanya terfokus kepada apa yang orang lain miliki, sehingga lupa dengan apa yang telah kita miliki. Ingatlah, Rezeki tidak akan pernah tertukar, karena yang mengaturnya adalah bukan manusia, tetapi dzat yang maha agung dan
. REZEKI TAK AKAN TERTUKAR Setiap hamba sudah ada rejekinya masing-masing. Maka tidak perlu memikirkan rezeki orang lain. Sebab nanti bisa sakit hati, retak bahkan berserakan. Yakinlah bahwa ALLAH SWT sudah menyiapkan rezeki tersendiri untuk kita. Jangan iri dan sibuk melihat rezeki orang. Karena itu bisa membuat kita tak akan menemukan mutiara yang sudah ALLAH persiapkan untuk kita. Bahkan mungkin bisa lebih besar dari orang yang kita iri tersebut. Syukuri, nikmati, barang siapa yang bersyukur maka ALLAH akan menambah nikmatnya. Kadang iri kepada orang lain membuat hati kita gelap dan tertutup. Tertutup untuk berbuat kebaikan. Tertutup untuk beramal, yang mungkin amalan itu nanti yang dapat membuka pintu rezeki kita. Bukankah kita harus yakin bahwa Allah SWT, berfirman "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [ An-Nisa 32] Nabi SAW, bersabda "Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.“ HR. Malik No 1412. Semoga bermanfaat, Wawlahu a'lam bishawab - Limo, Depok, Rabu, 08 Juni 2022 Siswandi Adi Nugroho DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan
PALEMBANG - Jangan pernah iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, mintalah sendiri kepada yang punya. Kita orang yang beragama adalah orang yang mempunyai tuhan. Tuhan adalah menciptakan langit dan bumi, menciptakan makhluk nya dan memberikannya rezeki. Hal ini terungkap dalam tausyiah kisah inspiratif dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lahat, Ustadz H Muhammad Abdul Haris Ridho, Lc sebagai penyuluh agama islam didalam Video Youtube Tribun Sumsel dalam acara Kisah Inspiratif. Abdul Haris mengatakan, sebagimana sebagai manusia-manusia ini diciptakan oleh Allah. ""Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki". Jika kita meyakini ayat tersebut, maka kita yakin rezeki kita ada di tangan Allah," katanya. Baca juga Safari Ramadan, Bupati Heri Amalindo Dialog Temui Masyarakat, Pemkab PALI Serap Aspirasi Baca juga Safari Ramadan di Masjid Darul Taqwa Rantau Alai, Bupati Panca Akses Terpencil Makin Semangat Abdul Haris Ridho menjelaskan, begitu juga rezeki kawan, tetangga kita itu juga dari Allah. Jika kita marah terhadap rezeki. "Kawan, dan tetangga kita punya Allah yang memberi rezeki. Dan kita pun sama-sama punya Allah yang memberikan rezeki. Mengapa kita harus iri dengan apa yang mereka punya. Bukankah kita punya Allah, langsung saja kita meminta-Nya," jelasnya saat di dalam video kisah inspiratif. Tertuang dalam An-Nisa Ayat ke 32 artinya "Janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain". Bagi laki-laki punya jatahnya sendiri, dan perempuan juga, maka sikap kita, cukup mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya yang sangat banyak itu. Widya Tri Santi
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bDQdg4In5DBURnMU819Iq_P3qJuzXrDtcRz5W4TXpDrnCT2mLOZJgw==
Oleh Raidah Athirah Penulis, Kontributor Islampos, Tinggal di Polandia ENTAH siapa yang mula-mula menulis kalimat ini; Bahagia secukupnya, sedih sekadarnya.” Karena pada hakikatnya kehidupan ini dipergilirkan. Kamu hari ini merasa bahagia, yang lain tenggelam dalam duka. Jika rasa iri itu masih ada dalam dada, perlu kamu pertanyakan keyakinanmu tentang rezeki yang sudah diatur oleh yang Maha Pengatur. Perlu sekali, diam-diam kamu merenungi ayat-ayat Allah. Mendinginkan kalbu yang terbakar atas rasa iri melihat kebagiaan dan kesuksesan orang lain. Pahami kembali bahwa Allah Maha Adil. Dia memberimu nikmat dan ujian seperti halnya juga kepada orang lain. Bukankah kesedihan, kebahagiaan sudah diatur dengan adil olehNya? “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [ An-Nisa 32] **** Sering bahkan mungkin terbesit banyak hal yang membandingkan nasibmu dengan orang lain. “Beruntung bangat dia hidupnya, punya pekerjaan mapan dan keluarga yang oke punya.” “Aku lebih cantik tapi kok dia yang punya suami ganteng!” “Enak bangat hidupnya, Jalan-jalan terus nggak kayak aku nempel terus di kota ini.” “Hidupnya sukses, udah gituh terkenal lagi.” “Keren abis ! Cakep iya. Otaknya encer bangat. Beasiswa ke luar negeri terus. Aku kapan bisa kayak dia?” “Tuhan kok nggak ada adil-adilnya sama aku. Sengsara mulu nih hidup.” “Kapan jodoh ini akan datang? Sengsara sekali jadi jomblo! Iri bangat aku liat dia udah honeymoon. Lah, aku ini kapan dilamar? Aku wajahnya nggak jelek-jelek amat, kok.” Kamu lupa bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing. Gilirannya sudah diatur. Allah, Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim bahkan sudah mengaturnya sebelum kamu lahir ke dunia. Benarkah demikian? “Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” Al-Hajj 58. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda; “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR. Muslim no. 2653, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash Kamu dikuasai iri sampai lupa bertanya tentang jalan bagaimana dia bisa sampai di titik itu. Titik yang membuat kamu iri padanya. Saya pernah berada di titik yang kamu rasakan. Saya iri pada seorang teman lama ketika mendengar kabar dia bisa menjadi kepala kantor di usia sama seperti saya saat ini. Padahal dalam pandangan saya waktu itu, dia orang yang biasa-biasa saja. Sampai di suatu masa, Allah mengingatkan saya tentang jalan yang tak biasa yang sudah ia lalui. Ada ikhtiar yang luar biasa dan doa yang terus-menerus sampai ia bisa seperti ini. Teman saya ini orangnya supel dan punya banyak kawan. Ada satu hal yang saya ingat dari sifatnya yang suka membant; ia pernah membayar uang SPP saya yang tertunda beberapa bulan. Padahal kami memang sama-sama berstatus pengungsi waktu itu. Dan ada hal yang ia perjuangkan yang saya sendiri belum tentu mampu sepertinya. Teman saya ini yatim. Sepulang sekolah ia berjualan sayur. Tidak ada rasa malu ketika saya menjumpainya mendorong gerobak. Dalam keadaan ini pun ia masih giat berbagi. Apakah kamu siap menjalani proses berdarah-darah dan lelah sangat untuk bisa seperti orang yang hati kamu begitu iri padanya? *** Kamu iri karena kamu tak tahu bagaimana perjuangannya, hari-harinya dan sikapnya menghargai setiap masalah yang datang. Saya selalu menulis bahwa jangan iri karena kamu tak pernah tahu perjalanannya yang luar biasa sampai ia di titik yang begitu kamu impikan. Bila kamu melihat orang tertawa dan tersenyum lepas bukan berarti ia hidup tanpa masalah melainkan orang-orang ini adalah orang-orang yang telah belajar banyak hal dari kehidupan. Mari belajar dari pohon empat musim. Bahwasanya hidup ini memiliki sifatnya yang dipergilirkan. Bila memang masanya menguning, sekuat apapun manusia memaksa untuk mempertahankan warna hijau dedaunan tak akan mampu mengubah ketetapanNya. Begitupun sebaliknya. Bila demikian, sungguh rugi hati kamu yang hanya disibukkan dengan menaruh iri kepada nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Kamu bisa menirunya tapi tidak bisa menggantikan perjalanannya karena setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Jadi,bila rezeki tak bisa tertukar, mengapa hatimu iri pada kehidupan orang lain? [] Polandia, October 2017
Ilustrasi Muslim Terkini JANGANLAH kamu iri terhadap orang yang diberikan rezeki melebihi dari yang lainnya. Janganlah kamu iri kepada saudaramu yang dilebihkan rezekinya. Janganlah kamu iri orang yang diberi kedudukan atau jabatan yang lebih tinggi. Janganlah kamu menghitung-hitung rezekinya orang lain. Karena kalau kamu menghitung melebihi dari kamu, maka kamu sakit hati dan tidak tenang kebawah untuk lihat konten Maka hitunglah rezekimu sendiri yang penting berkah dan halal. Syukurilah apa yang engkau dapatkan. Rezeki, kedudukan atau jabatan, bukan kita yang atur saudara. Semuanya itu dari Allah SWT. Rezeki itu ditentukan sebelum kita lahir. Rezeki ditentukan sejak dalam kandungan, pada saat ditiupakan roh pada kehamilan 120 hari. Allah menentukan nasib, jodoh, kematian dan rezeki. Tetapi Allah tidak merubah nasib seseorang jika dia tidak merubah dirinya sendiri. Oleh karena itu janganlah kita iri terhadap orang diberi rezeki melebihi dari yang lainnya. Orang yang iri adalah suatu penyakit rohani yang paling dibenci oleh Allah SWT. Yang selalu menghitung hitung penghasilan orang lain. Padahal penyakit ini adalah penyakit yang tidak pernah tenang hidupnya sampai mati dan tempatnya didalam neraka.
janganlah iri dengan rezeki orang lain